DIGITAL LIFE

Perkembangan teknologi yang semakin maju mengakibatkan hampir semua bidang semakin menggunakan teknologi digital. Semua aktivitas sehari-hari kita saat ini hampir tergantung pada teknologi digital. Penggunaan teknologi ini dianggap sangat membantu para penggunanya karena fleksibilitas yang tinggi dan terkoneksi melalui internet sehingga dapat diakses dari tempat yang berbeda. Kenaikan traffic internet menjadi salah satu bukti bahwa teknologi digital sekarang semakin banyak diminati.

Pada video yang berjudul “Digital Life: Today & Tomorow” yang diunggah oleh Neolabels pada YouTube menjelaskan secara cukup dalam mengenai penggunaan teknologi digital pada tahun 2010 dan 2015. Pada tahun 2010, infrastruktur yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi semakin baik, ditandai dengan semakin cepatnya koneksi internet, kapasitas penyimpanan, antar perangkat semakin dapat terkoneksi serta mulai menjamurnya media sosial seperti Facebook dan Twitter. Sedangkan pada tahun 2015 pengguna internet mayoritas adalah pengguna smartphone daripada personal computer, semakin banyak bisnis berbasis aplikasi dengan berbagai macam jasa yang disediakannya, penggunaan Smart House dimana perangkat-perangkat dalam rumah saling terkoneksi satu sama lain, pengenalan layanan Cloud Computing juga semakin banyak dikenal dan diminati, dan yang menjadi kesempatan utama dalam bisnis yaitu semakin banyaknya transaksi belanja yang dilakukan secara online.

Hal yang menjadi fokus video tersebut adalah bahwa kehidupan manusia saat ini sudah dan akan terus mengalami digitalisasi.  Menurut saya hal tersebut dapat dijadikan kesempatan dalam bisnis mengingat kegiatan bisnis saat ini semakin mobile dan menggunakan internet. Lihat saja perkembangan bisnis aplikasi, aplikasi setiap harinya diunduh oleh jutaan pengguna smartphone. Bisnis ini pula yang menghasilkan keuntungan yang cukup besar.  Media sosial juga tidak sekadar aplikasi penghubung antar teman yang sudah kita kenal, beberapa media sosial juga dapat meningkatkan relasi bisnis antar seseorang dengan orang lain seperti LinkedIn. Perubahan zaman menjadi serba digital juga dapat disebabkan dari beberapa faktor seperti tuntutan pekerjaan, kemudahan penggunaan, pemikiran untuk terus berinovasi dalam teknologi. Jika kita mengamati secara fokus perkembangan dan perubahan teknologi informasi dan komunikasi, untuk saat ini sudah cukup baik. Banyak pihak-pihak yang jeli menjadikannya sebagai kesempatan untuk mencetak uang. Seperti Tokopedia, BukaLapak, Shopee dan beberapa situs lainnya, mereka hanya berperan sebagai tempat yang dapat mempertemukan pembeli dan penjual. bisnis informasi seperti sangat sederhana, namun dapat menghasilkan profit yang cukup besar bagi perusahaannya. Bagaimana cara mereka mendapatkan uang? Situs marketplace seperti yang telah disebutkan sebelumnya mendapatkan untung dari beberapa persen hasil penjualan pada situsnya atau dari sewa tempat dari pengiklanan produk pada situs tersebut. Namun kelemahan dari bisnis seperti ini adalah bahwa mayoritas orang harus mengetahui bahwa situs marketplace tersebut ada dan menjual produk apa serta jaminan keamanan dari transaksi pembelian secara online. Contoh lain yang memiliki kemajuan yang cukup pesat adalah pada Cloud Computing. Penyimpanan sebuah file memang dianggap sangat penting, penggunaan Cloud merupakan bukti bahwa alat penyimpanan eksternal seperti flashdisk sudah mulai kurang diminati. Flashdisk sendiri memiliki kekurangan seperti hanya bisa dibaca melalui perangkat komputer yang memiliki port USB. Saya melihat bahwa jika flashdisk dikembangkan menjadi chip kecil yang dapat di sisipkan secara portable pada tubuh manusia dan manusia tersebut dapat mengetahui isi data pada chip tersebut tanpa penggunaan gadget untuk membacanya.  Hal ini terdengar hampir tidak mungkin namun dengan teknologi dimasa datang hal tersebut bukan menjadi hal yang tidak mungkin. Dimasa mendatang pula teknologi bidang ICT akan berkolaborasi dengan bidang lain untuk menciptakan inovasi baru yang sangat futuristik.

Era Panca Ramadanti (1401140278)

Bandung, 20 Januari 2017